BANDA ACEH – Geulayang Tunang (perlombaan layang) merupakan satu di antara permainan tradisional di Aceh. Permainan ini tidak hanya dimainkan oleh anak-anak, tapi orang dewasapun juga memainkannya.
Dalam even Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 yang akan digelar di Banda Aceh pada 19-27 Agustus 2023, Geulayang Tunang masuk dalam jenis perlombaan yang diperlombakan.
Perlu diketahui oleh generasi muda, dahulu, musim geulayang adalah masa setelah panen sampai datangnya masa tanam berikutnya atau biasa disebut dengan luah blang, tepatnya ketika seluruh hasil panen telah diangkut dari areal sawah. Pada masa itu areal persawahan tampak seperti tanah lapang yang sangat luas. Itulah masa (musim) Geulayang.
Dahulu Geulayang Tunang diikuti oleh setiap meunasah/gampong. Setiap gampong diwakili satu geulayang untuk diikutsertakan. Setiap warga gampong ikut berperan dalam kelompok dengan membagi tugas untuk mendukung tim gampongnya.
Berbeda dengan sekarang, perlombaan diikuti secara individu. Pemerintah menyediakan lokasi seperti lapangan olahraga untuk menjadi arena permainan geualayang dalam perayaan tertentu. Setiap pertandingan pasti ada hadiah.
Dahulu, hadiah yang diberikan berupa kerbau, sapi atau kambing untuk dimasak dan dimakan bersama masyarakat gampong. Berbeda dengan sekarang, pertandingan geulayang memperebutkan hadiah berupa uang tunai dan hanya untuk anggota tim yang bertanding saja.
Begitupun dalam even PKA ke-8 ini para juara Geulayang Tunang akan diberikan penghargaan berupa plakat, piagam, dan uang tunai.
Sebelum mengikuti perlombaan layang ini, berikut ketentuan umum yang harus dipenuhi oleh peserta.
- Peserta lomba glayang tunang adalah pria dewasa berusia 17-50 tahun
- Masing-masing peserta lomba terdiri dari 4 (empat) orang
- Ukuran layang-layang tidak boleh lebih dari 45-70 cm
- Layang baru bisa dinaikkan setelah mendapat aba-aba waktu start dari panitia, panitia berhak menentukan batas waktu layang untuk dinaikkan
- Batas waktu yang diberikan panitia sebagai berikut: – Waktu untuk layang-layang dinaikkan 10 menit. Waktu untuk memberikan (menghabiskan benang) 10 menit dan sekaligus semua peserta memegang layang memasuki tampat (jok) yang telah disediakan panitia. – Waktu untuk menentukan juara 1 (satu) 5 menit. – Waktu untuk menentukan juara 2 dan 3 5 menit. – Waktu untuk menentukan juara 4, 5 dan 6 5 menit.
- Sistem penentuan juara adalah layang-layang ditambat (diikat) sampai batas ukur benang (preh) dan batas ukur (preh) tidak boleh dipegang.
- Layang-layang yang dinyatakan menang adalah yang paling tegak dan yang tampak dilihat oleh hakim dengan mata normal, serta adanya batas benang yang berstempel panitia.
- Apabila layang-layang yang diambil sebagai juara tidak memiliki batas ukur benang (preh) maka layang-layang tersebut dinyatakan gugur dan tidak boleh lagi mengikuti perlombaan.
- Sesuai dengan butir 8 diatas, pemilik layang-layang menghilangkan dan memperkecil benang (preh) maka akan dikenakan denda sebesar hadiah yang sedang berlangsung.
- Sesuai dengan point 8 maka yang menjadi juara adalah yang paling tegak dibelakangnya.
Ketentuan Khusus
- Benang diukur pada hari yang ditetapkan panitia
- Jenis benang yang dipakai benang Parlon/sansi
- Panjang benang 700 meter
- Batas ukur benang (preh) berstempel panitia
- Benang yang telah diukur tidak boleh dibawa pulang dan diserahkan kepada panitia, serta akan dikembalikan 15 menit sebelum acara dimulai
- Apabila batas waktu yang ditentukan panitia benang tidak diambil, maka benang tersebut akan dikembalikan kepada pemiliknya setelah acara selesai dengan syarat menunjuk tanda bukti yang diberikan panitia.
Bagi masyarakat Aceh yang ingin berpartisipasi dalam Geulayang Tunang ini maka dapat mendaftar DI SINI []
Sebagian artikel ini dikutip dari Kemendikbudristek RI.