BANDA ACEH – Gutel adalah salah satu kuliner yang dipamerkan di Anjungan Kabupaten Gayo Lues pada perhelatan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA-8) di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, pada 4-12 November 2023.
Kudapan khas Dataran Tinggi Gayo ini laris manis diserbu pengunjung karena rasanya nikmat dan bentuknya uni dibalik dengan daun pandan.
Sejarahnya, gutel telah ada sejak zaman Belanda. Dulu gutel menjadi salah satu bekal untuk mengganjal isi perut di saat berperang melawan penjajah.
Kenapa dijadikan sebagai bekal? karena gutel termasuk cemilan yang tidak cepat basi.
Sekarang ini, gutel menjadi makanan favorit masyarakat Gayo Lues. Kuliner yang satu ini mudah ditemukan di pasar-pasar kuliner atau kedai kopi.
Semakin lengkap rasanya jika mencicipi gutel sambil menikmati segelas kopi atau teh sebelum ke ladang.
Selain menjadi makanan sehari-hari, gutel juga menjadi kuliner favorit saat upacara adat di Gayo Lues, seperti pesta perkawinan atau hajatan lainya.
Menikmati gutel bukan hanya untuk mengenyangkan, tapi terdapat manfaat dari kandungan gizi dalam kudapan khas Gayo ini. “Gutel dibuat dengan menggunakan bahan-bahan alami,” ungkap Salsabila, petugas stan kuliner di Anjungan Kabupaten Gayo Lues PKA-8, Rabu, 8 November 2023.
Menurutnya, gutel juga lebih sehat jika dibandingkan dengan makanan masa kini yang banyak mengandung penyedap.
Cara mengolah kudapan gutel cukup mudah dan menggunakan bahan yang gampang ditemukan di pasaran. Bahan dasar gutel seperti tepung beras, gula merah atau gula aren dan kelapa.
“Rasanya sangat khas, ada manisnya karena ada gula aren,” ujar Salsabila.
Sebagai pemanis, gutel diikat menggunakan daun pandan. Menurut Salsabila, daun padan pada gutel tersebut hanya sebagai kreasi untuk menarik perhatian pecinta kuliner.
Ia menuturkan, gutel adalah salah satu kuliner tradisional yang harus dilestarikan oleh masyarakat Gayo Lues. Sebab sekarang banyak sekali bermunculan kuliner dari luar dengan konsep modern dan kekinian.
Di ajang perlombaan PKA-8, gutel meraih juara II pada kategori makanan tradisional. Kata dia, itu adalah hal yang wajar karena selama PKA berlangsung makanan satu ini banyak diserbu pengunjung di anjungan Kabupaten Gayo Lues.
“Selama PKA kita membuat gutel dan langsung dipamerkan di stan kuliner depan anjungan. Kita tidak menjualnya,” kata Salsabila.
Selain gutel, Gayo Lues juga memamerkan sejumlah kuliner tradisional lainnya seperti bahrum, tumpi, due kali, lepat, cenol, dan getuk. MC/EMJE/Ulfah