BANDA ACEH – Kue bada reteuek nyaris tak familiar lagi di kalangan masyarakat Aceh. Jajanan warisan indatu itu dulunya primadona bagi warga Bireuen. Saat lebaran tiba, hampir tiap rumah di kabupaten itu menyediakannya.
Kue bada reteuek terbuat dari campuran kacang hijau, tepung beras dan telur ayam. Rasanya yang manis dan gurih membuat kue ini menjadi salah satu kue favorit warga Kota Juang.
Cara membuat kue bada reteuek cukup mudah. Pertama, kacang hijau di gongseng hingga matang lalu ditumbuk halus. Setelah itu, tepung beras dan telur ayam dimasukkan ke dalam adonan kacang hijau. Adonan diaduk hingga rata.
Langkah selanjutnya manisan tebu direbus selama beberapa menit. Setelah itu, manisan tebu dicampurkan ke dalam adonan kacang hijau. Adonan kembali diaduk hingga rata.
Adonan yang sudah jadi dipotong sesuai selera lalu digoreng. Kue bada reteuek pun siap untuk disajikan.
“Dulu nenek-nenek kami itu membuat kue bada reteuek untuk lebaran. Di hari biasa jarang,” kata Nuraini Ibrahim, seorang penjaga anjungan Bireuen di Taman Sulthanah Safiatuddin Banda Aceh, Sabtu 11 November 2023.
Menurut Nuraini, bada reteuek masuk dalam daftar kue khas Bireuen yang mulai langka, sebab banyak warga tak lagi membuatnya.
Selain produsen berkurang, peminat kue itu juga makin jarang seiring perkembangan zaman. Nuraini mengatakan generasi muda di Aceh sudah kurang melirik kue khas tradisional tersebut.
“Kue ini sudah jarang ada makanya kami pamerkan di sini,” ujarnya.
Kepala SDN 11 Jangka itu menjelaskan, kue tersebut saat ini pada hari biasa hanya tersedia di Dekranasda atau toko penjualan kue tradisional. Dia berharap kue bada reteuek tetap lestari dan dapat dinikmati generasi mendatang
“Kita harus menjaganya agar tidak hilang,” tegas Nuraini Ibrahim. MC/Ags/Alfath