BANDA ACEH – Salah seorang juru parkir di area Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8, Zulfikar, mengungkapkan kisahnya saat bertugas di tempat parkir selama event kebudayaan empat tahunan itu berlangsung.
Zulfikar mengaku merasa sangat lelah karena harus mengangkat dan memindahkan sepeda motor yang diparkir secara sembarangan oleh pengunjung.
“Kadang saya juga harus menahan emosi karena ditegur pengunjung yang kesal karena kendaraannya terjebak dan tidak bisa segera dikeluarkan dari tempat parkir,” ujar Zulfikar saat ditemui di sela-sela bertugas, Sabtu 11 November 2023.
Dia bertugas menjaga lapak parkir di sisi kanan Jalan Daud Beureueh, Banda Aceh, atau tepatnya di samping Masjid Oman Al-Makmur.
Zulfikar menyebut tugasnya sebagai tukang parkir sudah mendapat izin dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banda Aceh. Adapun tarif parkir yang dikenakan adalahRp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil.
Meskipun pendapatan dari parkir ini menjadi penyumbang signifikan bagi penghasilannya, Zulfikar enggan menyebut jumlah pendapatan yang diperolehnya per hari.
“Alhamdulillah selama PKA berlangsung, masih aman-aman saja, belum ada pihak-pihak atau oknum yang meminta “jatah” dari hasil parkir ini,” ujarnya.
Sebagian dari hasil parkir disetorkan Zulfikar ke pihak terkait untuk menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurutnya, ini sesuai ketentuan dari Dishub Banda Aceh.
Zulfikar tak menampik jika di PKA ke-8 kali ini banyak tukang parkir ilegal, sehingga memasang tarif sesuka hati. “Tapi kalau kami ini legal dan tarifnya tidak seperti di pemberitaan-pemberitaan,” jelasnya.
Zulfikar juga menyampaikan harapan agar pada PKA-9 mendatang lahan parkir diperluas, agar pengunjung lebih tertib memarkirkan kendaraannya.
“Saya berharap ke depan ada lahan lah untuk tempat parkir, biar pengunjung juga nyaman,” harapnya. MC/MF/Alfath
