Mengenal Tradisi Boh Gaca dari Aceh Selatan

0
30
Ilustrasi | Perlombaan Boh Gaca pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Museum Aceh. (Foto: MC/FRZ)

BANDA ACEH – Tradisi boh gaca merupakan salah satu tradisi pernikahan di Aceh Selatan yang masih bertahan hingga saat ini. Tradisi melukis tangan dan kaki pengantin wanita ini, dilakukan pakai daun inai.

Prosesi ini telah dilakukan secara turun temurun di sana. Berbeda dengan daerah lain di Aceh, prosesi boh gaca di daerah berjuluk Kota Naga itu bisa berlangsung selama tiga malam berturut-turut.

Hal tersebut pernah dijalani Intan, seorang warga Aceh Selatan. Dia menceritakan pengalamannya melakukan tradisi boh gaca saat menikah.

Pada malam pertama tradisi boh gaca, tutur Intan, keluarga dan sanak saudara akan berkumpul untuk mengupas daun inai dan menggilingnya menjadi bentuk pasta. Biasanya daun ini akan dibawa langsung oleh adik dari ibu pengantin.

Daun inai yang telah dipetik itu nantinya digiling oleh ibu Keuchik terlebih dahulu atau istri imam gampong. Baru kemudian dilanjutkan oleh orang sekitar rumah pengantin.

“Pada malam hari dilakukan peusijuek dulu terhadap pengantin yang hendak melakukan prosesi boh gaca,” ujar Intan.

Selanjutnya, pada malam kedua, daun inai akan dioleskan ke telapak kaki dan jari kaki pengantin wanita. Dan terakhir pada malam ketiga, daun inai ini akan diukir di tangan dan kaki pengantin dengan motif-motif tradisional Aceh.

Selain keluarga dekat mempelai wanita, daun inai telah digiling juga dibawa oleh tetangga atau sanak famili jauh, dua hari sebelum pesta.

“Tradisi boh gaca ini sangat indah dan bermakna. Melambangkan kecantikan dan kesucian pengantin wanita,” katanya saat ditemui di area Taman Sultanah Safiatuddin, pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8, Minggu 12 November 2023.

Meski tampak merepotkan, Intan berharap tradisi boh gaca tetap dijaga generasi penerus di Aceh Selatan agar kekayaan budaya ini tak hilang ditelan masa.

“Walaupun sekarang sudah ada henna instan, tapi bagusnya tetap pakai daun inai karna budaya ini sudah lama melekat di Aceh Selatan,” tutupnya.

Di sisi lain, pada perlombaan tradisi boh gaca di ajang PKA-8, peserta dari Aceh Selatan berhasil meraih juara pertama. Kemenangan ini jadi bukti eksistensi tradisi budaya boh gaca masih terjaga baik di Kota Naga tersebut. MC/WM/Alfath

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini